Senin, 08 Juli 2013

PPh Badan



Pengertian Badan
UU No.28 tahun 2007 tentang  Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pasal 1 angka 3 adalah Sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, BUMN atau BUMD dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial poltik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya, termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap. 

Subjek Pajak Badan
1.    Wajib Pajak Badan dalam negeri, yaitu badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia.
2.    Wajib Pajak Badan luar negeri, yaitu badan yang tidak didirikan atau tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui BUT di Indonesia, dan atau badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menerima penghasilan dari Indonesia tidak dari menjalankan usaha melalui BUT di Indonesia.

Wajib Pajak Badan
Badan yang meliputi:
  Pembayar pajak
  Pemotong pajak
  Pemungut pajak

 Objek Pajak Badan
Objek pajak PPh Badan adalah penghasilan, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak badan yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.

Kewajiban Wajib Pajak Badan dalam Perpajakan
1.         Kewajiban mendaftarkan diri
            2.         Kewajiban untuk menyelenggarakan pembukuan.
            3.         Kewajiban melakukan pemotongan dan         pemungutan               
            4.         Kewajiban menyampaikan Surat Pemberitahuan        (SPT)
            5.         Kewajiban membayar dan menyetorkan pajak
            6.         Kewajiban membuat faktur pajak
            7.         Kewajiban melunasi bea materai
            8.         Kewajiban menaati pemeriksaan paja


Saat Terutang PPh Badan
Saat terutang dari pajak penghasilan badan adalah pada saat badan atau perusahaan tersebut sudah mendapat penghasilan atau laba. Pph badan harus dibayar paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir. Jika tanggal jatuh tempo pembayaran bertepatan dengan hari libur termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional, maka pembayaran dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya.

Penyetoran PPh Badan
Pembayaran pajak dilakukan melalui Bank Persepsi atau bank Devisi Persepsi atau Kantor Pos Persepsi. Pembayaran pajak harus digunakan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) atau sarana administrasi lain yang disamakan dengan Surat Setoran Pajak.

Pelaporan SPT PPh Badan
Pelaporan SPT maksimal disampaikan pada akhir bulan keempat setelah tahun pajak berakhir

Tarif PPh Badan
*      Mulai tahun pajak 2010 menjadi 25%
*      WP Badan DN bentuk PT dengan paling sedikit 40%  dari  jumlah  keseluruhan  saham  yang  disetor  diperdagangkan  di bursa efek di Indonesia dan memenuhi  persyaratan tertentu lainnya dapat memperoleh tarif sebesar 5% lebih rendah.
Tarif untuk UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah)
*      Terdapat fasilitas pengurangan tarif sebesar 50% untuk bagian penghasilan bruto sampai dengan Rp 4,8 M
*      Kriteria UMKM:
*      Wajib Pajak Badan
*      Peredaran bruto 1 tahun sampai dengan Rp 50 Milyar
Penentuan PKP
*      Dalam Pengalian Tarif Penghasilan Kena Pajak dibulatkan ke bawah dalam ribuan rupiah penuh. 
*      Penghasilan Kena Pajak didapatkan dengan melakukan koreksi (rekonsiliasi) atas Laba Komersil (Earnings Before Tax)

Beban Yang boleh dibebankan (DEDUCTIBLE EXPENSE)
*      Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan kegiatan usaha, antara lain:
  biaya pembelian bahan; 
  biaya  berkenaan  dengan  pekerjaan  atau  jasa  termasuk  upah,  gaji,  honorarium, 
  bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan  dalam bentuk uang; 
  bunga, sewa, dan royalti; 
  biaya perjalanan; 
  biaya pengolahan limbah; 
  premi asuransi; 
  biaya  promosi  dan  penjualan  yang  diatur  dengan  atau  berdasarkan  Peraturan  Menteri Keuangan;  
  biaya administrasi; dan 
  pajak kecuali Pajak Penghasilan;
*      Pengeluaran Yang Tidak Dapat Dibebankan (Non Deductible Expense) Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti dividen
*      Biaya yang dibebankan atau  dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu, atau anggota; 
*      Pembentukan atau pemupukan dana cadangan kecuali:
*      Cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang menyalurkan  kredit,  sewa  guna  usaha  dengan  hak  opsi,  perusahaan  pembiayaan  konsumen, dan perusahaan anjak piutang;  
*      Cadangan untuk usaha asuransi termasuk  cadangan bantuan sosial yang dibentuk  oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial;  
*      Cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin  Simpanan; 
*      Cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan; 
*      Cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan; dan 
*      Cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan  limbah industri  untuk usaha pengolahan limbah industri,  

Pengeluaran Yang Tidak Dapat Dibebankan (Non Deductible Expense)
*      Pajak Penghasilan
*      Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi Wajib Pajak atau orang yang menjadi  tanggungannya; 
*       Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan,
firma,  atau perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi  atas saham; 
sanksi  administrasi  berupa  bunga,  denda,  dan  kenaikan  serta  sanksi  pidana  berupa denda yang berkenaan dengan pelaksanaan  perundang-undangan di bidang perpajakan.

Perhitungan
TARIF  x PENGHASILAN KENA PAJAK

Langkah-langkah Menghitung PPh Badan
Jumlah penghasilan neto bruto                                                xxxx
Biaya                                                                                       xxxx –
Penghasilan neto komersial                                                     xxxx
Koreksi fiskal:
Positif                                                                                      xxxx
Negatif                                                                                                (xxxx) +-
Penghasilan neto fiskal                                                                       xxxx
Kompensasi kerugian                                                              xxxx –
Penghasilan kena pajak                                                           xxxx
PPh terutang                                                                           xxxx
Kredit pajak:
Dipotong/dipungut pihak ketiga         xxxx
Telah dibayar sendiri                           xxxx +
Jumlah kredit pajak                                                                 xxxx –
Kurang/lebih bayar                                                                  xxxx

SUMBER:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar