Sarasehan (ki-ka): Billy Boen, Ratna
Sarumpaet, Kristianto Nadeak,
dan Stefanus Asat Gusma, dalam sarasehan orang
muda di Kolese
Kanisius, Menteng, Jakarta Pusat.
HIDUPKATOLIK.com - Memperingati 84 tahun Sumpah Pemuda, Komisi Kerasulan Awam
Keuskupan Agung Jakarta (Kerawam KAJ) mengadakan sarasehan orang muda di Kolese
Kanisius, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu, 28/10.
Sarasehan bertajuk ”Gue Muda Penggerak Perubahan, Loe?”, menghadirkan nara sumber aktivis dan seniman Ratna Sarumpaet, aktivis PMKRI Stefanus Asat Gusma, pengusaha muda Billy Boen, dan Kristianto Nadeak sebagai moderator.
Ratna Sarumpaet menyoroti perihal degradasi moral di kalangan elit. Menurut Ratna, negara Indonesia sudah dikuasai para koruptor. ”Buktinya, korupsi makin merajalela baik di tubuh eksekutif, legislatif maupun yudikatif,” tandas Ratna berapi-api. Ia mengajak kaum muda bangkit untuk melawan koruptor. Selain itu, ia juga menandaskan bahwa Indonesia dibangun atas dasar negara kesatuan, bukan negara agama, negara etnik, maupun negara golongan. ”Jadi, tindakan diskriminatif terhadap etnis atau pun agama tertentu merupakan pengingkaran terhadap Pancasila,” tegasnya.
Sementara itu, Billy mengulas tentang pendidikan karakter. Ia mengatakan, problem orang muda saat ini adalah krisis kepercayaan diri. ”Hal ini disebabkan oleh sistem pendidikan kita yang otoriter dan diskriminatif,” jelasnya. Ia berpesan, ”Jadilah yang terbaik. Jika menjadi yang terbaik, Anda akan menjadi aktor perubahan di negeri ini.” Agar dapat menjadi penggerak perubahan, menurut Gusma, orang muda harus memiliki spesialisasi dan terampil berorganisasi.
Sarasehan ini dihadiri oleh Sekretaris Kerawam KAJ Maria Restu Hapsari, pengamat parlemen Sebastian Salang, orang muda lintas kampus, lintas paroki, serta lintas agama dari Jakarta dan Bogor.
A. Benny Sabdo
Sarasehan bertajuk ”Gue Muda Penggerak Perubahan, Loe?”, menghadirkan nara sumber aktivis dan seniman Ratna Sarumpaet, aktivis PMKRI Stefanus Asat Gusma, pengusaha muda Billy Boen, dan Kristianto Nadeak sebagai moderator.
Ratna Sarumpaet menyoroti perihal degradasi moral di kalangan elit. Menurut Ratna, negara Indonesia sudah dikuasai para koruptor. ”Buktinya, korupsi makin merajalela baik di tubuh eksekutif, legislatif maupun yudikatif,” tandas Ratna berapi-api. Ia mengajak kaum muda bangkit untuk melawan koruptor. Selain itu, ia juga menandaskan bahwa Indonesia dibangun atas dasar negara kesatuan, bukan negara agama, negara etnik, maupun negara golongan. ”Jadi, tindakan diskriminatif terhadap etnis atau pun agama tertentu merupakan pengingkaran terhadap Pancasila,” tegasnya.
Sementara itu, Billy mengulas tentang pendidikan karakter. Ia mengatakan, problem orang muda saat ini adalah krisis kepercayaan diri. ”Hal ini disebabkan oleh sistem pendidikan kita yang otoriter dan diskriminatif,” jelasnya. Ia berpesan, ”Jadilah yang terbaik. Jika menjadi yang terbaik, Anda akan menjadi aktor perubahan di negeri ini.” Agar dapat menjadi penggerak perubahan, menurut Gusma, orang muda harus memiliki spesialisasi dan terampil berorganisasi.
Sarasehan ini dihadiri oleh Sekretaris Kerawam KAJ Maria Restu Hapsari, pengamat parlemen Sebastian Salang, orang muda lintas kampus, lintas paroki, serta lintas agama dari Jakarta dan Bogor.
A. Benny Sabdo
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar