Penalaran
adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis,
berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang
menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses
inilah yang disebut menalar. Dan dalam penalaran, proposisi yang dijadikan
dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya
disebut dengan konklusi (consequence).
Penalaran
Induktif
Metode
Penalaran Induktif adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan
permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta)
yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum.
Jika ada air dan udara,
manusia akan hidup.
Jika ada air dan udara,
hewan akan hidup.
Jika ada air dan udara,
tumbuhan akan hidup.
Simpulan
Jika ada air dan udara
mahkluk hidup akan hidup.
Penalaran
Deduktif
Metode
Penalaran deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum
terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang
khusus.
Contoh
karnivora adalah hewan
pemakan daging
buaya adalah hewan
pemakan daging
Simpulan
Buaya adalah mahkluk
karnivora
A. SILOGISME
Cara pernalaran yang formal. Pernalaran dalam bentuk ini
jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Silogisme disusun dari dua
proporsi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Silogisme dibagi menjadi
tiga bagian, yaitu :
1. Silogisme
Kategorial
Silogisme yang
terdiri dari tiga proporsi.
Contoh : Semua
ikan membutuhkan air.
Hewan
Hiu adalah Seekor
ikan.
Simpulan : Hiu membutuhkan air.
2. Silogisme
Hipotesis
Silogisme yang
terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Contoh : Jika sudah akhir bulan saya akan memasak indimie.
Sekarang adalah
akhir bulan
Simpulan : Saya memasak indomie.
3. Silogisme
Disjungtif
Silogisme mayornya premis merupakan keputusan disjungtif
sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau mengingkari
satu alternatif disebut oleh mayor.
Contoh : Molken bodoh atau pintar.
Ternyata Molken tidak bodoh.
Simpulan : Molken pandai.
ENTIMEN
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari,
baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan
kesimpulan.
Contoh : Semua Mahasiswa Universitas Gunadarma harus melakukan
penelitian ilmiah.
Kristianto adalah Mahasiswa Universitas Gunadarma
Simpulan : Kristianto harus melakukan Penelitian Ilmiah
Jadi, setelah kita melihat contoh contoh diatas antara
silogisme dengan entimen, maka silogisme dapat dijadikan entimen. Sebaliknya,
entimen juga dapat dijadikan silogisme. Untuk mengubah entimen menjadi
silogisme, mulanya kita harus mencari simpulannya. Kata-kata
yang menandakan simpulan ialah jadi, maka, karena itu, demikian, dan
sebagainya. Kalau sudah, kemudian kita tentukan premis.
SUMBER
:
Nama : Kristianto Nadeak
NPM : 29211243
Kelas : 3EB01